2 Penyebab Gagal Dalam Psikotes Seleksi Karyawan
/
0 Comments
Bekerja di perusahaan impian?
Bayangkan, betapa senangnya jika kita bekerja di perusahaan yang ternama di Indonesia. Jangankan untuk bisa bekerja, di telepon oleh HRD untuk mengikuti tes seleksi penerimaan karyawan saja kita sudah merasa menjadi orang yang paling senang di dunia walaupun masih dalam tahap seleksi yang kemungkinan besar bisa gagal.
Untuk memperkecil peluang gagal dalam seleksi, otak kita bekerja keras mencari cara agar bisa diterima sebagai karyawan. Segala cara akan dilakukan demi bekerja di perusahaan itu, dan yang menjadi masalah adalah karena ketidak-tahuan kita tentang trik untuk lolos psikotes, kita cenderung mempersiapkan diri sebelum mengikuti psikotes dengan cara yang salah. Sebagai seorang HRD yang sering melakukan seleksi perekrutan karyawan, saya sering mendapatkan banyaknya calon karyawan yang gagal karena salah mempersiapkan diri. Berdasarkan pengalaman yang saya dapatkan, dibawah ini akan saya bahas 2 persiapan yang salah dalam mempersiapkan diri sebelum mengikuti psikotes.
1. Mempelajari buku trik lolos psikotes
Demi bisa bekerja di perusahaan yang kita impikan, kita cenderung berusaha mempelajari berbagai psikotes bahkan rela membeli buku-buku trik lolos psikotes. Sebenarnya baik jika kita mengenal dan memahami tentang alat-alat psikotes, namun akan menjadi masalah jika kita mempelajari tentang bagaimana cara memanipulasi jawaban psikotes seperti yang banyak di ajarkan dalam buku-buku trik lolos psikotes. Memanipulasi jawaban psikotes disini berarti bisa mempelajari jawaban psikotes, mengharuskan apa dan bagaimana menggambar, atau menentukan pernyataan apa yang harus dipilih dalam psikotes.
Mengapa hal itu menjadi masalah? Bukannya bagus jika kita bisa tahu jawabannya? Ya memang sangat bagus untuk anda tapi tidak untuk hasil psikotes anda. Psikotes bukanlah soal ujian sekolah dimana jika kita memiliki jawaban untuk menyontek maka nilai yang kita dapat pun pasti bagus. Memang ada beberapa alat psikotes yang dinilai berdasarkan nilai yang didapatkan, namun alat tes tersebut tidak berdiri sendiri melainkan saling berhubungan dengan alat tes lainnya. Jika satu alat tes anda memiliki nilai bagus karena tahu jawabannya namun di tes lain hasilnya jelek dan tidak sinkron dengan tes sebelumnya hal itu juga akan mempengaruhi keputusan HRD.
Jika anda mempelajari dan melakukan trik-trik di dalam buku tersebut, secara tidak langsung anda membentuk mindset anda dan mindset anda membentuk diri anda sebagai orang yang selalu mencari jalan pintas tanpa mau mengembangkan diri. Celakanya semua itu terbaca dari hasil psikotes anda
2. Mengabaikan Persiapan Mindset
Karena hasrat yang menggebu-gebu ingin bekerja di perusahaan impian, kita cenderung mengutamakan mempelajari berbagai alat tes agar lolos. Kita sering melupakan bahkan tidak tahu bahwa psikotes bukanlah alat yang dibuat untuk melihat apakah kita bisa mengisinya atau tidak. Psikotes dibuat khusus untuk mengukur kepribadian kita. Kemudian apa hubungannya dengan mindset? Oke, Tahukah anda bahwa kepribadian dibentuk juga oleh mindset kita? Contohnya, jika kita memiliki mindset untuk sering curiga pada orang lain, maka dari segi kepribadian dapat disimpulkan bahwa kita adalah orang yang sulit bekerja dalam team, betul? Hal-hal psikologis seperti itulah yang akan tampak dari hasil psikotes kita nantinya dan akan menjadi bahan pertimbangan HRD dalam menentukan siapa saja yang lolos tahap psikotes.
“Siapkanlah diri anda untuk menghadapi hal-hal besar bukan mempersiapkan hal-hal besar untuk menghadapi diri anda”